NYALA API LAS DAN SUDUT PEMBAKARAN


Untuk meneruskan postingan saya yang sebelumnya yaitu BELAJAR MENGENAL LAS DASAR kali ini saya postingkan juga nyala api las dan sudut pembakaran karena ini sangat penting dalam pengelasan, bagi teman-teman yang mendapat tugas dari guru untuk mencari materi las dasar di internet mungkin ini bisa membantu teman-teman.

Nyala api las yaitu terjadi pada ujung pembakaran yang digunakan untuk mengelas. Nyala api las dapat kita buat setelah kita membuka keran oksigen an keran asetilen pada pembakar, kemudian pada ujung pembakar tersebut keluar gas campuran antara gas asetilen dengan gas oksigen tetapi belum terjadi api. Untuk menyalakanya maka pada ujung pembakar tersebut percikan api pada korek api las akan membakar gas tersebut dan terjadilah nyala api. Nyala api ini kita atur dengan cara memutar keran oksigen maupun keran asetilen, sehingga timbul nyala api yang kita inginkan.

Nyala api las sangat berpengaruh terhadap kualiatas sambungan. Nyala karburasi yang sangat kuat bila digunakan untuk menyambung baja, maka baja akan cepat cair, dan baja yang dilas dengan nyala api karburasi akan menyerap karbon tinggi dan setelah dingin sambungannya akan menjadi rapuh. Sebaliknya, ika nyala oksidasi digunakan untuk mengelas baja maka pada saat proses pengelasan berlangsung akan terjadi gumpalan-gumpalan dan percikan bunga api yang disebabkan oleh busur api yang bersenyawa dengan baja dan terbakar. adi, bila menghendaki sambungan baja yang kuat maka nyala api jangan terlalu banyak karburasi atau nyala netral.

Pada logam-logam tertentu, nyala karburasi kadang-kadang diperlukan.  Misalnya untuk pengelasan logam nonfero bukan besi, seperti pengelasan pada nikel, monel, dan semacamnya.

MACAM-MACAM NYALA API LAS
1.      Nyala api netral
Untuk mengelas baja, baja tahan karat, tembaga, dan alumunium digunakan nyala api las netral,. Nyala api las netral mempunyai inti nyala kurang lebih 3mm dari ujung pembakar.
2.      Nyala api karburasi
Jika katup asetilen diputar terus ke kiri maka gas asetilen akan keluar lebih banyak, yang ditunjukkan oleh nyala inti yang mempunyai ukuran lebih panjang daripada nyala api netral dan terdapatnya nyala ekor an nyala luar. Nyala karburasi digunakan untk mengeraskan permukaan dan las patri keras.
3.      Nyala api oksidasi
Jika gas asetilen yang keluar dari pembakar sedikit, maka inti nyalanya memendek dan tajam. Nyala oksidasi digunakan untuk mengelas kuningan dan perunggu.

KELEBIHAN GAS PADA PEMBAKAR
Kelebihan gas pada pembakar ini ada dua kemungkinan yaitu kelebihan gas asetilen atau kelebihan gas zat asam (oksigen). Jika gas asetilen terlalu banyak, maka api pada pembakar mempunyai jarak tertentu jika gas oksigen banyak atau gas asetilennya sedikit, maka akan menghasilkan api dengan asap yang tebal.

0 komentar:

Posting Komentar